Pengertian CIDR, VLSM, Classfull, Classless, dan NAT


1.      CIDR (Classless Inter-Domain Routing)

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.

Subnetmask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :

·         kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada oktet  ke 4)
·         kelas B : /17 sampai /30 (dengan penghitungan pada oktet ke 3 dan 4)
·         kelas A : /8 sampai /30   (dengan penghitungan pada oktet ke 2, 3, dan 4)

Konsep yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

2.      VLSM (Variable Length Subnet Mask)

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnetmask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.

3.      Classfull

Classfull secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classfull dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan kelas". Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4 yang dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan IGRP, dimana protocol ini tidak mempunyai field   untuk menyimpan informasi subnet sehingga informasi-informasi subnet tidak dikirimkan.

Classfull juga merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas dimana IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:


-     Address kelas A

 1 bit pertama IP Address-nya “0”

-     Address kelas B

 2 bit pertama IP Address-nya “10”

-     Address kelas C

 3 bit pertama IP Address-nya “110”

-     Address kelas D

 4 bit pertama IP Address-nya “1110”

-     Address kelas E

 4 bit pertama IP Address-nya “1111”

Kelemahan dari classful routing protocols ialah tak dapat men-suport VLSM.

4.      Classless

Classless secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa mengenal kelas" dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Routing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks. Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.

Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga dengan Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.

5.      NAT (Network Address Translation)

NAT (Network Address Translation) adalah adalah sebuah proses pemetaan alamat IP dimana perangkat jaringan komputer akan memberikan alamat IP public ke perangkat jaringan local sehingga banyak IP private yang dapat mengakses IP public.

Dengan kata lain NAT akan mentranslasikan alamat IP sehingga IP address pada jaringan local dapat mengakses IP public pada jaringan WAN. NAT mentranslasikan alamat IP private untuk dapat mengakses alamat host di internet dengan menggunakan alamat IP public pada jaringan tersebut. Tanpa hal tersebut (NAT) tidak mungkin IP private pada jaringan local bisa mengakses internet.

Pada jaringan komputer terdapat 2 jenis NAT, diantaranya:

·            DNAT atau Destination Network Address Translation adalah sebuah NAT yang berfungsi untuk meneruskan paket dari IP public melalui firewall ke suatu host dalam jaringan. DNAT hanya bekerja pada tabel nat dan didalam tabel NAT berisi 3 bagian yang disebut dengan CHAIN, ketiga CHAIN tersebut meliputi prerouting, postrouting dan output.

·            SNAT atau Source Network Address Translation yaitu sebuah NAT yang bertugas untuk merubah source address dari suatu paket data. SNAT hanya berlaku pada postrouting.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tutorial Konfigurasi Static Routing Sederhana pada GNS3